Analisis Cemaran Bakteri Staphylococcus aureus Pada Contoh Keju dan Susu Bubuk
Oleh :
ARIEF RAHMAN HAKIM
LAPORAN PKL
SMK ANALIS KIMIA YKPI BOGOR
2010
PENDAHULUAN
Bahan makanan terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Bahan makanan merupakan medium pertumbuhan yang baik bagi berbagai macam mikroorganisme (Chan Dan Pelcjar, 1988). Prosses-proses peruraian dapat dituliskan sebagai berikut :
Makanan Berprotein + Organisme Proteolitik → Asam Amino + Ammonia + Amina + H2S
Makanan Berkarbohidrat + Organisme Peragi → Asam + Alkohol + Gas
Makanan Berlemak + Organisme Lipotik → Asam Lemak + Gliserol
TINJAUAN PUSTAKA
Susu
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia betina (http://id.wikipedia.org/wiki/Susu). Dipandang dari segi gizi, susu merupakan makanan yang hampir sempurna, dimana susu mengandung protein, lemak, vitamin, mineral dan laktosa (karbohidrat). Susu bisa menjadi sumber penyakit bagi manusia apabila pengolahan terhadap susu tersebut tidak higienis (http://candyman21.blogspot.com/2009/01/uji-mikrobiologi-susu.html).
- Syarat Susu Yang Baik
Syarat susu yang baik meliputi yaitu Warna susu putih kebiruan hingga kuning keemasan, terasa sedikit manis dan asin (gurih) dan Bau susu umumnya sedap. Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/L. Titik beku Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 °C, sedangkan titik didihnya adalah 100,16 °C. Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu lebih rendah dari 6,5, berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri (http://id.wikipedia.org/wiki/Susu).
- Mikrobiologi Susu
Susu mengandung bermacam-macam unsur dan sebagian besar terdiri dari zat makanan yang juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karenanya pertumbuhan bakteri dalam susu sangat cepat, pada suhu yang sesuai. Jenis-jenis Micrococcus dan Corybacterium sering terdapat dalam susu yang baru diambil (http://candyman21.blogspot.com/2009/01/uji-mikrobiologi-susu.html).
Pengertian Keju dan Susu Bubuk
Dasar dari ilmu pengetahuan dan teknologi produk susu adalah air susu. Karena air susu adalah bahan baku dari semua produk susu, Keju dan susu bubuk merupakan produk dari susu. Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. (http://id.wikipedia.org/wiki/Keju). Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu kering dianggap tidak mudah rusak dikarenakan sedikitnya kandungan air (bakteri sangat cepat berkembangbiak pada makanan yang basah atau minuman) (http://id.wikipedia.org/wiki/Susu_bubuk).
Stahylococcus aureus
Gambar 1. Staphylococcus aureus (stapylococcusureushttp://id.wikipedia.org/wiki/staphylococcus_aureus).
Kingdom : Monera
Division : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Division : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus aureus
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri bola berpasang-pasangan atau berkelompok seperti buah anggur dengan diameter antara 0,8 mikron-1,0 mikron, non motil, tidak berspora dan bersifat gram positif. Namun kadang-kadang ada yang bersifat gram negatif yaitu pada bakteri yang telah difagositos atau pada biakan tua yang hampir mati (SNI 7388:2009, 2009). Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. Untuk pertumbuhan optimum diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Pada media yang tidak berprotein sukar tumbuh(http://queenofsheeba.wordpress.com/2008/07/22/baktristaphylococcus-aureus/).
1. Gejala Dan Infeksi Akibat Staphylococcus aureus
Peracunan makanan Staphylococcus aureus disebabkan oleh antigen nyata polypeptida yang berfungsi sebagai penghasil emetiktoksin, dikenal enterotoksin. Lima enterotoksin yang dikenal yaitu A, B, C, D dan E (Toronto, 1978). Gejala yang sering timbul yaitu mata kunang-kunang, pegal pada tangan dan kaki, lunglai dll. Infeksi oleh Staphylococcus aureus ada dua yaitu infeksi permukaan seperti bisul (furunkel sampai karbunkel), jerawat/acne, korengan, paranochya, hordeoleum, mastitis puerpuralis, pemfigus dan infeksi organ dalam seperti endocarditis, osteomyelitis, arthritis, infeksi ginjal, infeksi paru-paru, infeksi saluran kemih (http://antiserra.wen.su/coccus.html).
2. Faktor Pencemar Dan Pencegahan Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Pada Susu
Faktor kebersihan yang kurang dari para pekerja di dalam proses pemerahan atau proses pengolahan di industri bisa mengkontaminasi, selain daripada itu Sapi pun bisa menjadi faktor pencemar karena bakteri ini dapat masuk kedalam kelenjar susu pada sapi dan sapi akan terinfeksi (Maroney, 2005). Kontaminasi bisa ditangani dan dicegah dengan pasteurisasi pada susu mentah, penggunaan bahan-bahan yang bebas dari Staphylococcus aureus, pengawasan terhadap pekerja yang terinfeksi Staphylococcus, pendinginan makanan, penyesuaian jumlah keasaman pH, dan bisa dengan penambahan zat penghambat bakteri, seperti serin atau antibiotic yang telah direkomendasikan (Fraizeiri Dan Westthoof, 1978).
3. Garis Besar Pengujian Staphylococcus aureus
Prinsip dari metode ALT adalah jika sel renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel jasad renik tersebut akan berkembangbiak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung oleh mata tanpa menggunakan mikroskop.
metoda ALT menggunakan medium padat (agar), dalam metode APM digunakan medium cair di dalam tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikrob setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung inkubasi yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung durham untuk mikrobe pembentuk gas (Fardiaz, 1998).
Uji Konfirmasi
o Pewarnaan gram
Cara pewarnaan ini merupakan cara pewarnaan diferensial, dimana dengan cara pewarnaan ini bakteri dapat dibedakan menjadi gram positif dan gram negatif. Perbedaan dari kedua grup bakteri tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam lapisan- lapisan di dinding selnya (Fardiaz, 1998).
o Uji katalase
Bakteri katalase positif bisa menghasilkan gelembung-gelembung oksigen karena adanya pemecahan H2O2 (hidrogen peroksida) oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri. Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan karena bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri. Oleh karena itu, komponen ini harus dipecah agar tidak bersifat toksik lagi (http://cahpoetra.blogspot.com/2010/04/cara-mengujienzinkatalase.html).
o Koagulase
Koagulase merupakan protein ekstraseluler yang mengikat prothrombin hospes dan membentuk komplek yang disebut staphylothrombin.(http://koas.vetklinik.com/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=5&itemid=53&limitstart=5).
o Uji Motilitas
Motilitas ini dimaksudkan melihat pergerakan dengan menggunakan (Primanurjaman, 2005).
o Nitrat
Nitrit diurai menjadi asam nitrit, membentuk nitrosomyglobin ketika bereaksi dengan pigmen dalam daging dan kemudian membentuk warna merah yang stabil. Nitrat mungkin hanya bereaksi sebagai reservoir untuk nitrit. Nitrit ini bisa bereaksi dengan amina membentuk nitros amines, yang diketahui bersifat karsinogenik (Fraizer dan Wesrhoof, 1978).
o Fermentasi karbohidrat menghasilkan asam
Uji ini digunakan untuk menemukan bakteri yang dapat mengurai karbohidrat baik oksidasi maupun (Primanurjaman, 2005).
o Uji pertumbuhan anaerob
Kemampuan untuk tumbuh di udara merupakan sifat yang terdapat pada setiap bakteri, kecuali pada kondisi anaerob. Bakteri yang tidak dapat tumbuh di udara dimungkinkan karena kekurangan CO2 (Primanurzaman, 2005 ).
o Uji IMViC
Uji IMViC bukan uji rekomendasi tetapi dilakukan hanya untuk mengetahui reaksi IMViC yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus. “uji Indol”. Beberapa mikroorganisme mengurai triptone menjadi asam piruvat, amonia, dan indol yang akan bereaksi dengan p-dimetilaminobenzaldehid membentuk warna merah yang dihasilkan oleh pereaksi yang terdiri dari p-dimetilaminobenzaldehid , butanol dan asam klorida (Yulianty, 2008). “Uji Merah metil “ dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme yang mengoksidasi glukosa dengan menghasilkan asam (Primanurjaman, 2005). Sedangkan, “Uji Voges Proskauer” menentukan kemampuan beberapa mikroorganisme yang menghasilkan selain asam yaitu asetil metil (Yulianty, 2008). “Dan pada uji sitrat”, Sitrat dijadikan sebagai sumber karbon jika tidak ada glukosa atau laktosa (Primanurjaman, 2005).
2.Baku Mutu Pengujian Staphylococcus aureus
Table 1. Perbandingan 3 Metode Standar
Nno | Perbandingan | BAM | SLS | SNI |
11 | Angka lempeng total: | | | |
| ~ Cara | Sebar | Sebar | Sebar |
| ~ Inokulasi | 1 ml (0,4ml;0,3ml;0,3ml) | 0,1ml | 0,1ml |
| ~ Suhu inkubasi | 35 0C | 37 ± 1 0C | 36 ± 1 0C |
| ~ Waktu inkubasi | 45-48 jam | | |
22 | Angka paling mungkin | | | |
| ~ Inokulasi | 1ml | - | 1ml |
| ~ Suhu inkubasi | 35 0C | - | 36 ± 1 0C |
| ~ Waktu inkubasi | 48 ± 2 jam | - | |
33 | Biokimia | § Koagulase | Koagulase | Koagulase |
| | § Katalase | | |
| | § Fer.Glukos (anaerob) | | |
| | § Fer.Manitol (anaerob) | | |
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Angka Lempeng Total Staphylococcus aureus Pada Contoh Susu Bubuk Berdasarkan SLS 516 : 1992
Berikut ini merupakan data mengenai hasil pengujian susu bubuk menggunakan metode ALT berdasarkan SLS 516 : 1992, dituliskan sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengujian angka lempeng total Staphylococcus aureus pada contoh susu bubuk berdasarkan SLS 516 : 1992
No | Contoh | Kode | Baird Parker Agar | Hasil (kol/gram) | Persyaratan | ||
101 | 102 | 103 | |||||
1 | Susu Bubuk A1 | PP114 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
2 | Susu Bubuk A1 | PP115 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
3 | Susu Bubuk A2 | PP116 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
4 | Susu Bubuk A2 | PP117 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
5 | Susu Bubuk A3 | PP118 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
6 | Susu Bubuk A3 | PP119 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
7 | Susu Bubuk A4 | PP120 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
8 | Susu Bubuk A4 | PP121 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
9 | Susu Bubuk A5 | PP122 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
10 | Susu Bubuk A5 | PP123 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
11 | Susu Bubuk B1 | PP124 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 kol/g |
12 | Susu Bubuk B1 | PP125 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
13 | Susu Bubuk B2 | PP126 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
14 | Susu Bubuk B2 | PP127 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
15 | Susu Bubuk B3 | PP128 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
16 | Susu Bubuk B3 | PP129 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
17 | Susu Bubuk B4 | PP130 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
18 | Susu Bubuk B4 | PP131 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
19 | Susu Bubuk B5 | PP132 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
20 | Susu Bubuk B5 | PP133 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
21 | Susu Bubuk A1 Creamy | PP134 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
22 | Susu Bubuk A1 Creamy | PP135 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
23 | Susu Bubuk A2 Creamy | PP136 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
24 | Susu Bubuk A2 Creamy | PP137 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
25 | Susu Bubuk A3 Creamy | PP138 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
26 | Susu Bubuk A3 Creamy | PP139 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
27 | Susu Bubuk A4 Creamy | PP140 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
28 | Susu Bubuk A4 Creamy | PP141 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
29 | Susu Bubuk A5 Creamy | PP142 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
30 | Susu Bubuk A5 Creamy | PP143 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
31 | Susu Bubuk B1 Full Cream | PP144 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
32 | Susu Bubuk B1 Full Cream | PP145 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
33 | Susu Bubuk B2 Full Cream | PP146 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
23 | Susu Bubuk B2 Full Cream | PP147 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
34 | Susu Bubuk B3 Full Cream | PP148 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
35 | Susu Bubuk B3 Full Cream | PP149 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
36 | Susu Bubuk B4 Full Cream | PP150 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
37 | Susu Bubuk B4 Full Cream | PP151 | 0 | 0 | 0 | <10 | 1 x 102 Kol/g |
Hasil Pengujian Angka Paling Mungkin Staphylococcus aureus Pada Contoh Keju Berdasarkan SNI 01 - 2897 – 1992
Berikut ini merupakan data mengenai hasil pengujian menggunakan metode APM berdasarkan SNI 01 - 2897 – 1992, dituliskan sebagai berikut :
Table 2. Hasil pengujian angka paling mungkin Staphylococcus aureus pada contoh keju berdasarkan SNI 01 - 2897 – 1992
No | Contoh | Kode | Tripticase Soy Broth | Hasil (Kol/gram) | Persyaratan | ||
101 | 102 | 103 | |||||
1 | Keju A | PP96 | 0 | 0 | 0 | <3 | 1 X 102 Kol/g |
2 | Keju B | PP97 | 0 | 0 | 0 | <3 | 1 X 102 Kol/g |
3 | Keju C | PP98 | 0 | 0 | 0 | <3 | 1 X 102 Kol/g |
Hasil Uji Konfirmasi Pada Kontrol Positif Staphylococcus aureus
Uji konfirmasi yang dilakukan diantaranya pewarnaan gram, koagulase, katalase, uji fermentrasi karbohidrat, uji nitrat, motilitas dan uji IMViC. Hasil dari pengujian dituliskan pada tabel dibawah ini :
Table 5. Hasil uji konfirmasi pada control positif Staphylococcus aureus
Uji | Positif | Negatif | Staphylococcus aureus |
Gram | Biru | Merah | + |
Koagulase | Menggumpal | Tidak bereaksi | + |
Katalase | Bergelembung | Tidak bereaksi | + |
Fermentasi karbohidrat: | | | |
Dektrosa | Kuning | Merah | - |
Laktosa | Kuning | Merah | + |
Sukrosa | Kuning | Merah | + |
Mannitol | Kuning | Kuning hitam | + |
Glukosa | Kuning | Ungu | + |
Mannitol(anaerob) | Kuning | Kuning hitam | + |
Glukosa(anaerob) | Kuning | Ungu | + |
Nitrat | Oranye | Tidak bereaksi | + |
Motility | Menyebar | Lurus | - |
Indol | Merah | Kuning | - |
Merah metil | Merah | Kuning | + |
Vp | Merah | Kuning | + |
Sitrat | Biru | Hijau | - |
Pembahasan Pengujian Angka Lempeng Total Staphylococcus aureus Pada Contoh Susu Bubuk Berdasarkan SLS 516 : 1992
Angka lempeng total digunakan untuk uji bakteri yang diperkirakan jumlahnya banyak. Metode ALT untuk penetapan keberadaan Staphylococcus aureus menggunakan cara sebar ke perbenihan yang telah kering yaitu pada medium Baird Parker Agar.
Susu merupakan media yang paling lengkap memiliki nutrisi untuk pertumbuhan bakteri, oleh karena itu digunakan metode ALT. Dari hasil 37 contoh susu bubuk yang diuji keberadaan Staphylococcus aureus berdasarkan SLS 516 : 1992, semua dinyatakan < 10 koloni oleh karena bakteri Staphylococcus aureus tidak positif dan menunjukan uji konfirmasi yang negatif.
Pembahasan Pengujian Angka Paling Mungkin Staphylococcus aureus Pada Contoh Keju Berdasarkan SNI 01 - 2897 – 1992
Metode angka paling mungkin digunakan untuk uji bakteri yang diperkirakan jumlahnya sedikit. Keju diuji menggunakan metode ini dikarenakan pertumbuhan Staphylococcus aureus pada keju diperkirakan sedikit, bisa disebabkan bakteri mati pada saat proses pembuatannya. Dari hasil pengujian Dari hasil 3 contoh keju yang diuji keberadaan Staphylococcus aureus berdasarkan SNI 01 - 2897 – 1992 dinyatakan dinyatakan < 3 koloni oleh karena bakteri Staphylococcus aureus tidak positif dan menunjukan uji konfirmasi yang negatif.
Pembahasan Uji Konfirmasi Yang Dilakukan Pada Kontrol Positif Staphylococcus aureus
Pembahasan pewarnaan gram, koagulase, katalase, uji fermentrasi karbohidrat, uji nitrat, motilitas dan uji IMViC dijelaskan sebagai berikut :
A. Pewarnaan Gram
Dari pewarnaan gram didapat hasil pengamatan perbesaran 1000x bahwa Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat/kokkus bergerombol seperti buah
Gambar 2. Gram positif. anggur.
B. Uji Katalase
Staphylococcus aureus mampu memecah H2O2 karena komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri. Oleh karena itu, komponen ini dipecah olehnya agar tidak bersifat toksik.
C. Uji Koagulase
Uji koagulase merupakan uji yang dapat mewakili bahwa bakteri tersebut adalah genus Staphylococcus tetapi karena mempunyai 3 spesies maka untuk mengetahui bakteri tersebut Staphylococcus aureus perlu dilakukan uji pertumbuhan mannitol dan glukosa dalam kondisi anaerob, dimana apabila bakteri tersebut Staphylococcus aureus akan menghasilkan reaksi positif.
D. Uji Fermentasi Karbohidrat
Staphylococcus aureus mampu memfermantasi dan mengoksidasi karbohidrat yang dapat menghasilkan asam dengan ditandai perubahan warna menjadi kuning pada sukrosa, laktosa, mannitol, dan glukosa kecuali pada dektrosa Staphylococcus aureus memberikan hasil yang negatif.
Gambar 3. Uji karbohidrat Gambar 4. Uji karbohidrat sebelum inkubasi. Setelah inkubasi.
Staphylococcus aureus pun mampu memfermentasi karbohidrat dalam keadaan aerob dan anaerob, dilakukan pada media glukosa dan mannitol dengan menusukkan pada bagian tengah hingga dasar media semi padat. Pada uji ini dilakukan pada dua kondisi yaitu pada aerob dan anaerob Pertumbuhan anaerob diberi paraffin. Dibawah ini merupakan gambar dari uji biokimia mannitol dan glukosa secara aerob dan anaerob.
Gambar 5. Perubahan pada glukosa. Gambar 6. Perubahan pada manitol.
E. Pertumbuhan Anaerob
Staphylococcus aureus merupakan bakteri aerob dan anaerob fakultatif dimana dia bisa tumbuh di dua keadaan. perubahan warna merah menjadi kuning pada media PRDB merupakan indikator kemampuan Staphylococcus aureus memfermentasi keadaan anaerob.
Gambar 7. Uji pertumbuhan anaerob positif ( kiri : sebelum inkubasi,kanan : setelah inkubasi).
F. Motility
Staphylococcus aureus merupakan bakteri non motil karena berdasarkan hasil uji dengan media Mannitol Test Medium, bakteri Staphylococcus aureus hanya tumbuh lurus digaris tusukan saja dan tidak menyebar. Dilihat pada gambar, warna ungu merupakan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Gambar 8. Motility negatif.
G. Nitrat
Gambar 9. Reduksi nitrat positif ( kiri sebelum inkubasi , kanan setelah inkubasi).
Staphylococcus aureus adalah bakteri yang mampu mereduksi nitrat menjadi nitrit. Tabung kiri adalah sebelum inkubasi dan sebelah kanan merupakan control positif ditandai dengan warna merah. Berdasarkan pengamatan perubahan pertama yang terjadi mula-mula menjadi oranye karena berlebih warna menjadi merah tua.
H. Uji IMViC
Hasil uji IMViC yang dilakukan pada kontrol positif Staphylococcus aureus berturut-turut yaitu negatif; positif; positif; negatif Pembahasannya dijelaskan sebagai berikut :
· Indol
Staphylococcus aureus tidak dapat memproduksi indol karena saat biakan dalam medium Tryptone Broth yang telah diinkubasi menghasilkan warna kuning ketika direaksikan dengan preaksi KOVA’C (gambar 10).
· Merah Metil
Staphylococcus aureus memiliki konsentrasi asam yang tinggi ditandai dengan indikator merah metil yang menghasilkan warna merah setelah inkubasi selama 5 hari, karena kemampuannya yang dapat memproduksi asam dari hasil memfermentasi karbohidrat (gambar 11).
Gambar 10. Indol negatif ( kiri setelah gambar 11. Merah metil positif
Inkubasi, kanan sebelum (kanan sebelum penambahan Pereaksi). Penambahan Indikator
MM, kiri setelah penambahan).
· Uji Voges Proskauer
Gambar 12. Hasil uji vp positif ( kiri sebelum penambahan pereaksi, kanan setelah penambahan peraksi).
Pada uji VP menunjukan reaksi positif karena sifat Staphylococcus aureus yang mampu memfermentasi medium MR-VP yang mengandung glukosa sehingga memproduksi asetil metil karbinol yang ditandai dengan perubahan menjadi warna merah.
· Uji Sitrat
Uji sitrat pada Staphylococcus aureus menunjukan reaksi yang negatif karena tidak ada prubahan warna atau kekeruhan pada medium. Jadi, dinyatakan bahwa Staphylococcus aureus tidak mampu memfermentasi sitrat.
Gambar 13. Hasil uji sitrat.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis cemaran bakteri Staphylococcus aureus pada contoh keju dan susu bubuk, dapat ditarik kesimpulan.bahwa :
1. Hasil dari pengujian sebanyak 37 contoh susu bubuk dengan menggunakan metode angka lempeng total berdasarkan baku mutu SLS 516: 1992, hasilnya adalah < 10 koloni per gram artinya keberadaan bakteri Staphylococcus aureus negatif.
2. Hasil dari pengujian sebanyak 3 contoh keju dengan menggunakan metode angka paling mungkin berdasarkan baku mutu SNI 01 - 2897 – 1992, hasilnya adalah < 3 koloni per gram artinya keberadaan bakteri Staphylococcus aureus negatif.
3. Semua contoh keju dan susu bubuk yang diuji, dinyatakan aman dari cemaran bakteri Staphylococcus aureus karena telah memenuhi persyaratan baku mutu yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Bacteriologycal Analitycal Manual (BAM).1998.Food And Drug Administration.USA : AOAC International.
Chan, E.C.S. Dan M.J. Pelcjar.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi 2.Penerjemah : Ratna S. Et All.Jakarta : Universitas Indonesia.
Fardiaz, Srikandi.1989.Mikrobiologi Pangan.Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Fardiaz, Srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta : Gramedia.
Fraizer, W.C. Dan D.C. Westhoof.1978.Food Microbiology.USA : Mc. Graw-Hill Company.
Harrigan W.F. dan Morgant E. M., 1966.Food Microbiologi.
Http://Antiserra.Wen.Su/Coccus.Html Didownload Pada 04 September 2010 Pukul15:04 WIB.
Http://candyman21.blogspot.com/2009/01/uji-mikrobiologi-susu.html didownload pada 8 Desember 2010 16:04 WIB.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Keju didownload pada 2 Desember pukul 2010 9:15 WIB.
Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Staphylococcus_Aureus Didownload Pada 4 September 2010 Pukul 15:42 WIB.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Susu didownload pada 2 Desember pukul 2010 9:15 WIB.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Susu_bubuk didownload pada tanggal 16 Nopember 2010 jam 17 : 30 WIB.
Http://koas.vetklinik.com/index.php?Option=com_content&view=section&layout=blog&id=5&itemid=53&limitstart=5 didownload pada 26 Oktober 2010 pukul 9:15 WIB
Http://Queenofsheeba.Wordpress.Com/2008/07/22/bakteristaphylococcus-Aureus/ Didownload pada 26 Agustus 2010, 20:35 WIB.
Maroney, M.2005.Staphylococcus Aureus. NEW ZEELAND : Resources Of Milk.
Primanurjaman, Indra.2005.Analisis E.Coli/Coliform Dan Identifikasi Bakteri Pada Susu Bubuk.Bogor : Akademi Kimia Analis
Srilanka Standard (SLS) 516 : 1992.1992.Micrbiologycal Test Methods.Colombo : Darmapala Mawatha.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01 – 2894 - 1992.1992.Uji Cemaran Mikroba.Jakarta : DSN.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388 : 2009.2009.Uji Cemaran Mikroba.Jakarta : BSN.
Toronto, Bufallo.1978.Microorganisms In Food 1.Canada : University Of Toronto Press.
Yulianty, H.2008.Uji Cemaran Mikrob Pada Susu Bubuk Menggunakan Metode Standar Srilanka (Sls).Bogor : Akademi Kimia Analis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar